Langsung ke konten utama

Unggulan

Impianku di 2021

Baru kusadari  ternyata tahun 2021 telah mendekat. Masih teringat sewaktu denting lonceng menunjukkan waktu 00.00 di tanggal 1 Januari 2020 yang lalu. Ternyata sembilan bulan telah berlalu begitu cepat, bersama sang corona yang melekat setiap saat. Impian yang telah terpasang di tahun ini belum terlaksana sempurna. Keinginan untuk jalan jalan ke negri seberang pun harus dibatalkan, akibat vaksin yang tidak kunjung datang Tahun baru 2021, apakah yang akan terjadi di tahun ini? Banyak pertanyaan mulai merasuk di hati Apakah pekerjaan akan terhenti? Apakah roda ekonomi tetap berlari? Semua menjadi satu misteri di tahun depan ini.  Akan tetapi, semua harus berjalan seperti biasa. Demi sekilo nasi yang harus ada dalam tudung saji. Tahun 2021, satu hal yang tetap tertanam dalam hati. Sesuatu yang menjadi impianku sejak dahulu. Sekiranya Sang Khalik mengizinkan, biarlah hamba bisa menjadi penulis sejati. Yang dimulai dari sesi kecil di bulan September ini. Menjadi besar di tahun 2021...

Sulitkah Jemariku Menuangkan Kata-kata?

Semua orang pasti punya pengalaman yang dapat dituangkan menjadi karya tulis.  Kata-kata hasil pembelajaran hari ini masih membekas dalam pikiran. Benar, semua orang pasti punya cerita pribadi yang menarik. Aku sendiri pun dahulu sudah memiliki blog pribadi yang isinya tentang pengalaman, pendapat, dan apa pun yang dapat menjadi masukan bagi orang lain.  Akan tetapi,  rasa malas mengubah segalanya. Kebiasaan rajin menulis menjadi bergantung kepada mood dan akhirnya menjadi nol alias sama sekali tidak pernah

Pada dasar nya, manusia  hanya memerlukan paksaan sehingga  terbiasa terhadap rutinitas. Dengan sedikit paksaan, maka akan terbentuk  kedisiplinan dan kecintaan terhadap apa pun juga. Hanya saja,  biasa nya banyak sekali alasan. Mulai dari yang  masuk akal hingga yang tidak masuk akal. Seperti aku sendiri, bermula dari alasan ... ah tugas luar kota, capek, tidak ber ide dan lama kelamaan menjadi kebiasaan. Tidak blogging ternyata tidak masalah, jadi lebih baik dibiarkan saja 

Ternyata, setelah mengikuti pelatihan ini, aku semakin sayang dengan blogku. Bahkan, kata demi kata yang terangkai keluar tanpa paksaan, tetapi karena kecintaan menulis.  Jadi, seharusnya menulis buka merupakan hal yang sulit bagiku, hanya saja aku harus membuar diriku terbiasa dengan menulis. Ada tiga langkah yang membuatku makin terbiasa, yaitu
1. Paksaan 
2. Paksaan 
3. Paksaan 

Jadi, bila tutorku berkata tentang 3M (menulis, menulis, menulis), maka bagiku untuk membiasakan aku menulis adalah 4P (paksaan, paksaan, paksaan). Meskipun dipaksa, hal itu tidak membuatku menderita. Karena makin berdisiplin menulis, aku akan menjadi jatuh cinta untuk menulis terus dan terus. Buat kalian yang sedang belajar untuk menulis, paksalah dirimu untuk makin terbiasa dan makin jatuh cinta untuk menulis


Komentar

  1. Terima kasih, Mbak sudah setor tugasnya. Secara garis besar, Mbak sudah bagus nulisnya. Wajar, karena dari cerita Mbak, Mbak sudah pernah aktif ngeblog. Tinggal refresh kembali pengalaman dulu saja.

    Sedikit ulasan yang bisa saya berikan tentang ejaan, yaitu penulisan imbuhan. Dalam tulisan Mbak ini, imbuhan "nya". Imbuhan tsb tidak perlu dipisah penulisannya. Digabung.

    Terus berlatih ya Mbak. Lama-lama pasti akan ketemu sendiri cara menulis yang paling nyaman untuk sendiri.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer